
Haaahh.......banyak temanku bilang bahwa papaku itu ganteng. Ok, aku akui itu. Banyak juga yang bilang bahwa papaku menakutkan ('medeni') atau bahasa halusnya berwibawa. Well, I think they're right again.
Namun, jauh lebih parah dari itu, papaku ini juga keras kepala!! Tambah lagi, gak bersyukur!!!
Just imagine, aku sudah (puji Tuhan) diterima masuk Bakrie School of Management lewat jalur beasiswa. Hanya 335 orang yang diijinkan menerima beasiswa ini dan aku adalah satu-satunya murid dari SMA Negeri 1 Semarang yang diterima. Banyak teman-temanku yang 'ngebet' pengin masuk situ tapi gak lolos tes. Seharusnya aku (+keluargaku) tidak melewatkan kesempatan ini.
However, entah apa hal yang nyangkut di otak papaku, he didn't allow me to enter BSM. Yah, memang sih, papaku itu termasuk orang cerdas (kelihatan kok dari wajahnya! Sorry if I'm OC). Papa itu kan orang Libra. Jadinya, banyak pertimbangan gituu....
Nah, akhirnya, (dengan meminta maaf pada Tuhan karena aku telah menolak pemberianNya) aku membuang BSM dan mulai berkonsentrasi untuk ikut UM atau SNMPTN.
Namun, ternyata, Tuhan selalu memberkatiku. Aku diterima masuk UNDIP jalur PSSB potensi akademik. Sayangnya, jurusan yang aku pilih tidak (terlalu) membahagiakan papaku. Karena awalnya aku hanya iseng (sebagai cadangan gitu..), aku daftar fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan jurusan Oseanografi. Jurusan baru yang belum terlalu bergema (walaupun Indonesia adalah negara bahari).
Seiring berjalannya waktu, papaku mulai berpikir ulang. Didorong fakta bahwa Dekan fakultas itu adalah teman papaku, papa mulai menyetujui untuk memasukkan aku ke sana. Tentu saja, aku ikut-ikut saja karena pada dasarnya aku tak tertarik. Ditambah lagi, salah satu dosen/pengurus ada yang kemaki, aku semakin tidak yakin akan pilihanku. Yah, pada dasarnya, hatiku memang masih terpatri pada BSM. Secara kampus itulah yang pertama kali menerimaku jadi mahasiswa.
Hffuuuhh....Dengan usaha keras dan dengan dorongan teman-temanku yang sangat senang bahwa aku gak jadi berangkat ke Jakarta dan tetap stuck di Semarang, aku mulai membuka hati pada UNDIP. Namun, (entah sial entah beruntung) papa mulai berubah pikiran lagi. Saat mengetahui (dari ayah teman sekelasku saat pengambilan ijazah) bahwa pendaftaran STAN telah dibuka, papa mulai menyuruhku mencari info dan memintaku untuk ikutan tes. Walau aku menurutinya untuk mendaftar, jauh di dalam batinku aku sendiri tak yakin akan mampu menembus STAN DIII Akuntansi Pemerintahan. Yah, sekadar untuk tahu, aku sudah lama tidak membuka buku. Ehm....yah, kuakui, aku memang jarang buka buku saat sekolah sekalipun!! :P
Nah, sedikit banyak aku cemas tak mampu memenuhi hasrat hati papa. Kuharap Tuhan selalu berjaga di sisiku, memberkatiku. Amin.
Teman-teman, doakan aku ya!!! Semoga aku mampu mendapatkan yang terbaik untuk masa depanku, hidupku, keluargaku, dan sekelilingku.
Cheers,
EVE